Setelah sekian lama nggak pernah menulis, hari ini saya pengen menulis. Menulis hal yang sebenarnya menjadi hal pribadi, tapi saya yakin banyak orang mengalami hal seperti saya. Dan banyak orang yang sedang mengalami kegalauan seperti saya dan banyak pula yang telah melewatinya, kalau dipikir sebenarnya saya belum melewatinya.
Cerita saya bermula, saat adik saya pulang membawa kekasihnya ( calon suaminya ). Saat dia masih bercerita ke ibu saya, saya merasa biasa saja dan santai kalau dia nantinya akan menikah duluan, karena memang dia sudah mampu dan siap untuk menikah bersama pasangannya. Perasaan saya bahagia dan saya tidak keberatan jika dia memang benar akan menikah duluan, saya tidak berburuk sangka pada siapapun termasuk kepada ALLAH. Dan saya tetap berharap saya akan selalu bisa merestuinya dengan ikhlas tanpa beban.
Tapi ternyata saya salah, waktu itu hati kecil saya belum terketuk sampai tadi malam. Terasa sebuah hentakan dasyat yang saya tidak tau apa namanya. Kami masih berkumpul dan belum selesai makan, Ayah dan Ibu saya sudah selesai makan, bahkan piring sehabis makan pun belum terbereskan, tangan saya pun masih kotor karena saya makan menggunakan tangan. Dan saat itu juga kekasih adik saya berbicara serius kepada orang tua saya, seketika itu pula saya berpura-pura pergi mencuci tangan dikamar mandi dan mencoba tegar. Tapi yang saya rasakan bukan semakin tegar saya, tapi semakin saya merasakan kesedihan yang mendalam, kesedihan karena saya sadar adik saya sudah besar dan akan menikah, kesedihan juga karena saya menginginkan hal yang sama seperti yang dia dapatkan. Saya tidak marah kepada orang tua atau adik sata bahkan Allah, saya hanya merasa sedih yang teramat sangat, bahkan saya tidak merasa cemburu kepada adik saya, saya merasa senang tapi saya memang tidak bisa mengatakan apa yang saya rasakan, seperti perasaan nelangsa yang berlebihan dan sedih yang begitu dalam, bahkan sampai sekarang saya masih menangis bukan karena cemburu atau marah tapi saya tidak bisa menceritakannya. Tak berapa lama saya mulai bisa menenangkan diri, saya berdiam didapur dan mencoba benar-benar semuanya baik-baik saja sampai ibu saya datang menghampiri saya dan saat itu pulalah air mata saya tak tertahan semua yang saya rasakan saya ucapkan tapi tetap saya tak bisa mengerti kenapa saya merasa sakit tapi saya tidak marah atau cemburu atau kecewa atau apapun namanya. Tapi yang saya rasakan sangat sakit.
Saya benar-benar ikhlas merestui mereka dan saya tidak marah atau mempunyai pikiran buruk apapun terhadap semuanya, hanya saja saya benar-benar sedih saat ini. Sedih saya bukan karena saya marah atau apapun, sedih saya hanya perasaan yang saya tidak bisa sebutkan apa namanya. Masih dengan air mata, kekasih adik saya bertanya kepada saya apakah saya setuju jika mereka menikah tahun ini dan saya menjawab saya setuju, hanya saja jika saya memang diberikan jodoh tahun ini juga, ijinkan saya menikah terlebih dahulu dan dia menyetujuinya. Memang sedikit berkurang kesedihan saya, tapi saya tidak tahu kenapa saya tetap merasa sedih.
Saya bukan kehilangan seseorang dan marah terhadap seseorang atau perasaan buruk lainnya, tapi entah kenapa saya merasa sedih. Dan saya berusaha semuanya berjalan dengan baik, bercerita kepada Allah jika memang ini adalah yang terbaik maka saya benar ikhlas, saya tidak akan meragukan sekenario kehidupan yang Allah berikan kepada saya dan semua orang yang pernah dan sedang mengalami hal ini.
Saya hanya berharap kebaikan untuk semuanya, selama yang terbaik bisa didapat maka saya akan berusaha ikhlas terhadap apapun karena jika sudah mampu dan siap menikah itu memang harus disegerakan dan itu sunnah.
Untuk sebagian orang mungkin akan berkecil hati jika dilangkahi oleh adiknya tapi percayalah bahwa itu bukan menutup jalan untuk memperoleh jodoh dan untuk orang yang bisa lebih berbesar hati dan tabah, itu suatu hal yang hebat. Dahulu saya tidak merasakannya hanya berpikir kalau dilangkahi itu tidak apa-apa, tapi saat saya akan mengalaminya, saya mengerti bagaimana perasaan yang dialami, campur aduk tapi bukan marah atau cemburu atau apapun hanya saja SEDIH.